MM diketahui hamil oleh ibu kandungnya sekitar awal bulan September 2025. Ketika mengetahui MM hamil, ia langsung bertemu orang yang dianggap paling tertua dalam keluarga untuk bicarakan hal tersebut dan melakukan pendekatan dengan keluarga AM.
Pendekatan kekeluargaan pun dilakukan sebanyak 2-3 kali. Saat itu, kekuarga AM meminta untuk melakukan USG untuk memastikan kehamilan yang dialami oleh MM. Permintaan keluarga AM dituruti. Alhasil, MM dinyatakan hamil dan sesuai dengan perkiraan bulan yang diungkap oleh ibu kandung MM.
Lebih lanjut, ibu kandung MM menyebut keluarga AM sama sekali tidak mempunyai niat untuk bertanggung jawab terhadap anaknya. Mereka justru menuding MM sebagai perempuan yang tidak baik.
Disaat melakukan pendekatan, dihadapan keluarga AM, ibu kandung korban mengatakan, pada saat itu juga MM berani bersumpah di atas Alquran untuk membuktikan bahwa AM yang telah menghamilinya.
Bahkan, berbagai bentuk pertanyaan yang diarahkan ke MM, kata ibu kandung MM, terkesan menekan dan menakutkan. Saat itu, AM tidak dihadirkan ketika MM ditanya oleh keluarga AM. Disebutnya, hanya MM yang ditanya.








