Scroll untuk baca artikel
Regional

Parah, Enam Siswa SMA Negeri Wewewa Selatan Dibujuk Dengan Rp50 Ribu untuk Tanda Tangan Demi Pencairan PIP 

×

Parah, Enam Siswa SMA Negeri Wewewa Selatan Dibujuk Dengan Rp50 Ribu untuk Tanda Tangan Demi Pencairan PIP 

Sebarkan artikel ini
20241223 073456
Fakta tersebut semakin menguatkan dugaan pemotongan bantuan Program Indonesia Pintar(PIP) kepada sejumlah siswa yang sudah berhasil melakukan pencairan bantuan PIP.(Dok.Istimewa)

TIMEXNTT – Fakta terbaru terendus dipermukaan publik seusai pengakuan tebaru dari seorang siswa SMA Negeri 1 Wewewa Selatan, Kabupaten Sumba Barat Daya, Nusa Tenggara Timur.

Fakta tersebut semakin menguatkan dugaan pemotongan bantuan Program Indonesia Pintar(PIP) kepada sejumlah siswa yang sudah berhasil melakukan pencairan bantuan PIP.

Bagaimana tidak, oknum guru SMA Negeri 1 Selatan menggunakan berbagai cara demi menggelapkan bantuan PIP dari beberapa siswa yang sudah menjadi alumni di sekolah itu.

Baca Juga  Paket AMAN Legowo Menerima Kekalahan; Proficiat untuk paslon yang unggul

Hal itu diakui oleh seorang siswa SMA Negeri 1 Wewewa Selatan yang namanya diminta disamarkan dalam lemberitaan ini. Ia mengaku mendapat bujukan dari seorang guru dengan diimingi uang Rp50 ribu untuk datang ke Bank BNI demi melancarkan perbuatannya.

Baca Juga  Gerindra SBD Sebut Sudah Ada Arah Dukungan Terhadap Calon Bupati SBD, Siapakah Dia?

Padahal, siswa itu bukan salah satu calon penerima bantuan PIP. Ia diminta oleh oknum guru untuk tanda tangan administrasi supaya pencairan PIP milik siswa lain yang sudah tamat dapat diproses.

Bukan hanya siswa itu, oknum guru yang mengurus bantuan PIP juga meminta siswa itu untuk mengajak lima siswa lainnya.

Respon (1)

  1. Ketika saya masih aktif sebagai PNS di dinas P dan K kab. sBD. Saya sebagai kasie tendik bidang pendidikan sekolah dasar terdapat beberapa SD yang ‘memotong’ uang PIP siswa. Keiltika ada orang tua atau wartawan yang mengadukannya ke dinas P dan K melalui bidang SD maka saya memanggil kepala sekolah untuk memintai klarifikasi. Untuk semua oknum kepala sekolah yang terlibat di dalamnya mengakui perbuatannya dan bersedia mengembalikan uang milik siswa tersebut. Dan sebagai bukti saya meminta kuitansi pengembalian kepada siswa yang ditanda tangani siswa mengetahui kepala sekolah dan ketua komite. Pihak siswa pun menerima kekeliruan yang dilakukan guru mereka. Kita berharap tidak terulang lagi. Semoga.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *