“Guna menghindari itu semua, mari kita bergotong royong dalam mengingatkan satu sama lain. Saya meminta pemerintah desa dapat membantu penyelenggara,” ujarnya.
Lebih lanjut, Yeremias mengingatkan masyarakat supaya tidak terprovokasi dengan berbagai isu politik yang dimainkan.
Sebab, kata dia, biasanya salah satu pemicu terjadinya konflik adalah saling ejek mengejek dengan lawan politik karena termakan informasi yng tidak informatif.
Padahal, masih kata dia, masyarakat tidak sadar bahwa akan menjadi korban. Yang mana, ketika terjadi saling ejek mengejek maka tentunya akan mengakibatkan pertumpahan darah.
“Jangan cepat angkat parang. Ini pesta rakyat, pesta kita, bukan pesta pertumpahan darah. Kita bakalai, ujung-ujung kita menjadi abu. Orang lain yang mendapat keuntungan,” tegasnya.
Dengan adanya kampung pengawasan partisipatif, Yeremias meyakini bahwa masyarakat akan lebih bijaksana dan dapat berpartisipasi dalam menyukseskan Pemilu 2024.
Bahkan, ia menyebut kehadiran kampung pengawasan akan menjadi wadah yang baik bagi masyarakat dalam menghindari segala bentuk praktek politik uang.