TIMEXNTT – Anak seorang tukang sensor kayu dari Desa Marokota, Kecamatan Wewewa Barat, Sumba Barat Daya(SBD), Nusa Tenggara Timur(NTT) lulus sebagai anggota TNI Angkatan Laut.
Tentunya, keberhasilan yang diraih anak tukang sensor, Zakarias Bobo telah menepis stigma buruk terhadap besarnya biaya yang dibutuhkan untuk menjadi seorang prajurit.
Bagaimana tidak, Zakarias mengakui bahwa proses anaknya dalam mengikuti seleksi sebagai TNI tidak menggunakan “orang dalam” atau uang untuk melancarkan proses seleksi.
Ia hanya menyediakan uang untuk kebutuhan administrasi dari awal berangkat hingga pada proses seleksi. Termasuk uang transportasi dari Sumba Barat Daya ke Kota Kupang, NTT.
“Awalnya kami hanya sediakan uang kapal untuk berangkat ikut tes di Kupang. Dan juga uang untuk melengkapi segala persyaratan,” ngaku Zakarias.
Zakarias merupakan seorang tukang sensor kayu. Ia bekerja sebagai penerima jasa sensor kayu. Sedangkan, pekerjaan itu sudah ditekuninya sejak 20 tahun silam.
Zakarias mengakui bahwa selama menerima jasa sensor kayu tidak pernah melayani tawaran untuk memotong kayu kawasan atau jenis kayu yang berada di lokasi hutan lindung.